Via memakai
seragam area manusianya. Sekarang dia ada di depan ruang kelas spesial. Ia
tengah menunggu Michelle. Tadi pagi mereka berpisah, karena Via akan mengepak
barang-barangnya karena kepindahan kamar. Dan, ia baru sadar dia bisa mengepak
semua barangnya dalam 10 menit karena dia juga vampir yang bisa bergerak dengan
cepat.
Via menoleh dan
menatap Michelle yang tiba-tiba sudah berada disampingnya.
“Lama sekali?”
sapa Via.
“Bukan aku yang
lama, kau yang terlalu cepat datang!” gerutu Michelle. Lalu, mereka menatap
pintu kelas yang terbuat dari kayu mahoni itu. Mereka menghela nafas bersama.
“Siap?” tanya Via.
“Aku terlahir
untuk siap!” jawab Michelle.
“Sedang apa kalian
disini?”
“Wa!!...” Michelle
melompat kaget.
Seorang pria
berwajah garang tangah menatap Via dan Michelle. Dia memakai jubah coklat dan
rambutnya beruban.
“Aku bertanya pada
kalian,”
“Um, aku Via
Lordwill dan dia Michelle Whitemoon. Kami...”
“Ah! Jadi kalian 2
dari 5 orang terpilih itu, ayo masuklah!” ajak pria itu.
Via dan Michelle
mengangguk. Lalu, Pria itu mendahului mereka masuk kelas diikuti oleh Via dan
Michelle. Keadaaan kelas itu ada sekitar 8 anak disana, beberapa bangku kosong
dan suasana yang seperti kelas pada biasanya. Mereka semua segera kembali ke
bangku masing-masing.
“Selamat pagi, Mr.
Noester...” sapa semuanya.
“Selamat pagi,
tunggu dimana...” Mr. Noester menunjuk pada sebuah bangku kosong di baris
ketiga dari depan didekat jendela.
“Dia terlambat
lagi, Mr. Noester.” Kata seorang pemuda berambut pirang dengan seragam area
hutan, rompi kotak-kotak hijau-merah-biru, kemeja lengan pendek putih dan
celana hitam. Sudah pasti dia adalah werewolf.
“Oh, ya ampun. Terimakasih
infonya Sendelsein, Dia selalu berhasil membuat kacau pikiranku!” keluh Mr.
Noester. “Semuanya kalian mendapatkan 2 teman lagi disini...” Mr. Noester
menunjuk pada Via dan Michelle yang berdiri di depan kelas.
“Bukankah dia dari
keluarga vampir tertua...” kata seorang pemuda berambut abu-abu.
“Oh! Aku ingat,
dia the joker face girl’kan?” kata seorang gadis berambut merah plum dikuncir
dua
“Apa yang mereka
lakukan disini?” sahut seorang gadis berkacamata.
“Diam!” Mr.
Noester memukulkan buku untuk dapat perhatian. “Mereka adalah salah satu dari 5
orang terpilih, silahkan perkenalkan
diri kalian...”
“Halo, namaku
Michelle Whitemoon, aku berasal dari kelas 12 Vampire Cattleya High school di
area musim dingin. Jadi, salam kenal...” kata Michelle. Semua bertepuk tangan.
“Dan, kau?” tunjuk
Mr. Noester pada Via. Via menghela nafas lalu mengangguk.
“Selamat pagi,
namaku...”
“MAAF!! Aku
terlambat!” Seorang pemuda berambut coklat tiba-tiba datang sambil membanting
pintu. Pemuda itu terengah-engah mengatur nafas di depan pintu.
“Darkfold! Apa
yang kau lakukan?”
Seketika, Via
merasa bahunya menegang. Tanpa sadar ia mulai
meremas roknya.
“Maafkan aku, Mr.
Noester!” kata pemuda itu tanpa menatap Mr. Noester.
“Baik, aku
maafkan. Tapi, kau harus minta maaf padanya karena kau telah menyela sesi
perkenalan dirinya...”
“Perkenalan apa?”
Pemuda itu mengangkat wajahnya.
Dalam beberapa
detik, mata mereka bertemu. Mata mereka melebar bersamaan, tapi dengan cara
berbeda jika Via seperti berkata “Oh, tidak!” dengan menyergit maka pemuda itu
meneatapnya seperti berkata. “Sungguh?” dengan wajah berbinar-binar.
“Rei Darkfold!
Duduk!” perintah Mr. Noester.
“Baik, pak!” pemuda
bernama Rei Darkfold itu mengagguk dan duduk di tempat duduknya.
“Baiklah, kau bisa
melanjutkannya...”kata Mr. Noestrer. Via terdiam. Michelle menyenggol bahu Via.
Via mengerjap.
“Um... Baik.
Namaku Via Lordwill. Aku dari human Cattleya High school kelas 11.
Terimakasih.” Saat menyebutkan namanya. Via melihat pemuda itu lansung
sumringah. Dan, itu membuktikan kalau itu benar. “Oh, tidak...” gumam Via
kesal.
“Miss. Whitemoon
kau bisa duduk di kursi disamping Sendelsean,” sambil menunjuk bangku depan
disebelah werewolf berambut pirang tadi. Michelle mengagguk dan lansung duduk
di tempat yang ditunjuk. “Dan, Miss Lordwill kau bisa duduk didepan Darkfold,”
Sekali lagi, bahu
Via menegang. “Oh, tidak...” gumamnya dalam hati. Ia hanya mengangguk dan duduk
di tempat yang ditunjuk.
Rei menatap Via
dengan senyuman, tapi kelihatannya Via tidak memperdulikannya. Tanpa
menatapnya, Via lansung duduk di tempatnya. Rei mengangkat alisnya, bingung.
Seorang gadis
berambut lurus hitam sebahu yang duduk di samping Via tersenyum kecil.
Sedangkan, pemuda werewolf yang dipanggil Sendelsean tadi menoleh menatap gadis
berambut hitam itu.
“Ada apa?”
bisiknya pada gadis itu. Gadis itu hanya terkekeh lalu menggeleng. Sendelsean
tersenyum pada gadis itu lalu kembali menatap ke depan.
Via merasa ini
semua adalah hal yang bagus, tapi orang yang kini duduk di bangku belakangnyalah
yang membuat suasana hati Via kacau. Mr. Noester benar, Rei Darkfold adalah
pengacau suasana hati. Lalu, Via menatap Michelle. Michelle menoleh. Ia
mengangkat alisnya, Bertanya. Via hanya menggeleng lalu kembali menghela nafas.
à
Sampai jumpa minggu depan!